Kamis, September 18, 2008

AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome)
A.DEFINISI
Sindrom imunodefisiensi yang didapat (AIDS, acquired immunodeficiency syndrome) diartikan sebagai paling berat dari keadaan sakit terus-menerus yang berkaitan dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Selama bertahun-tahun.( Brunner & suddarth 2000).
HIV diartikan sebagai HTLV III (human T-cell lymphotropic virus tipeIII)dan virus yang berkaitan dengan limfadenopati ( LAV; lymphadenopathy associated virus).

B. ETIOLOGI
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen vital yang disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal dengan retrovirus. Retrovirus ditularkan oleh darah melalui kontak intim (seksual), dan mempunyai afinitas yang kuat terhadap limfositT.
Pertama kali ditemukan Lymphadenophaty –asociated virus (LAV)
Human T – cell lymphotrophyc virus type III (HTLV – III)
Pada tahun 1986 : human immunodeficiency virus ( HIV-I dan HIV-2)
HIV-1 tersebar diseluruh dunia , terbanyak di Eropa dan Amerika.
HIV- 2 ditemukan terbesar di negara-negara afrika barat

C. PATOFISIOLOGI
Pada retrovirus, informasi genetic ditransmisikan sebagai rantai tunggal RNA. Agar RNA mereplikasi diri, informasi ini ditransfer kedalam DNA rantai ganda dalam nucleus sel hospes. Aliran informasi terbalik atau “retro” dari RNA ke DNA dibuat mungkin oleh enzim pembalik transcriptase yang terdapat dalam partikel retrovirus.
Secara imunologi, pasien-pasien AIDS menunjukkan kerusakan aktivitasi baik imunitas selular maupun humoral. Virus AIDS, HIV, terutama menginfeksi sel helper T4 dengan HIV T4 dari system imun. Sel helper T4 memainkan peranan penting pada respons imun secara keseluruhan. Infeksi pada sel helper T4 dengan HIV mengakibatkan limfopenia berlebihan dengan penurunan respons terhadap antigen dan kehilangan stimulus untuk aktivitasi sel T dan B. selain itu, aktivitas sitotoksik sel pembunuh T8 rusak. Kemampuan fungsi makrofag juga terganggu, dengan penurunan fagositosis dan hilangnya kemotaksis. Pada imunitas humoral, terjadi penurunan respons antibody terhadap antigen, sejalan dengan deregulasi pembentukan antibody. Pada pokoknya, antibody serum meningkat, tetapi kemampuan fungsinya menurun. Efek total kelainan imun ini adalah meningkatnya kerentanan terhadap infeksi oportunistik dan neoplasma. Ringkasan dari kelainan imun dikaitkan dengan AIDS.
D.Cara Penularan
Homoseksual pria
Hubungan heteroseksual
Pemakaian obat bius intravena
Darah dan produk, yang mencakup trasfusi yang diberikan pada penderita hemofilia, dapat menularkan HIV kepada pasien.
Virus HIV dapat pula ditularkan in utero dari seorang ibu kepada bayinya dan kemudian melalui air susu ibu.

E. Manifestasi klinik
Kemungkinan penyebab
Kemungkinan efek
Manifestasi oral
Lesi-lesi karena : Candida, herpes simpleks, sarcoma kaposi’s; kutil papilomavirus oral, gingivitis peridontits HIV; leukoplakia oral.
Manifestasi Neurologik
Kompleks dimensia AIDS karena: serangan langsung HIV sel-sel saraf.
Enselofati akut karena : reaksi-reaksi obat terapeutik; taker lajak obat; hipoksia; hipoglikemia karena pancreatitis akibat obat; ketiak seimbangan elektrolit meningitis atau ensefalitis yang diakibatkan oleh Crytococus, virus herpes simpleks, sitomegalovirus, Mycobacterium tuberculosis, sifilis, candida, taxoplasmagondii; limforma; Infark serebral diakibatkan oleh vaskulitis, sifilis meningovaskular, hipotensi sitemik, dan maranik endokarditis.
Neuropti karena : inflamasi demine diakibatkan oleh serangan HIV langsung; reaksi obat; lesi sarcoma kaposi’s
Manifestasi-manifestasi gastrointestinal
Diare karena Cryptosporidum, Isopora belli, Microsporidium, Strongiloides stercoides, sitomegalovirus, herpes simpleks, enterovirus, adenovirus, mycobacterium avium intracellulare. Salmonella, shigella, campylobacter, vibrio parahaemolyticus, candida, hitoplasma capsulatum, giardia. Entamoeba histolytica, pertumbuhan cepat flora normal, limfoma, dan sarcoma kaposi’s
Hepatitis karena : Mycobacterium avium intracellulare, cryptococcus, sitomegalovirus,histoplasma, coccidiomycosis, microsporidium, virus Epstein-barr, virus-virus hepatitis A, B, C, D (agen delta) dan E, limfoma, sarcoma Kaposi’s, penggunan obat illegal, pnyalahgunaan alcohol, dan penggunaan resep obat (terutama obat-obat sulfa)
Disfungsi biliari karena : Kolangitis akibat sitomegalovirus dan Cryptosporidium : limfoma dan sarcoma Kaposi’s
Penyakit anorektal karena : abses dan fistula, ulkus dan inflamasi peianal yang diakibatkan dari infeksi oleh chlamydia, lymphogranulum veneruem, gonore, sifilis, shigella, camphylobacter, M tuberculosis, herpes simpleks, sitomegalovirus, obstruksi candida albicans karena limfoma; sarcoma Kaposi’s dan kutil papillomovirus
Manifestasi respiratori
Infeksi karena : Pneumocytis carinii. M. avium intracellulare, M. tuberculosis, Candida, Chlamyda, Histoplasma capsulation, Tasoplasma gondii, sitomegalovirus, virus-virus influenza. Pneumoccocus, Strongyloiders
Limfoma dan sarcoma
Manifestasi dermatologik
Lesi-lesi kulit stafilokokus (bullous impetigo, etkima, folikulitis; lesi-lesi miobakteri kronik timbul diatas nodus-nodus limfa atu sebagai ulserasi atau macula hemoragik; lesi lain yang berhubungan dengan infeksi pseudomonas aeruginosa, Molluscum contagiosum, candida albicans, cacing gelang, cryptoccocus, Sporotrichosis: dermatitis yang disebabkan oleh xerosis, reaksi-reaksi obat (terutama dari obat-obatan dengan basis sulfa): lesi-lesi dari parasit seperti scabies atau tuma: sarcoma kaposi’s, dekubitus dan kerusakan integritas kult akibat lamanya tekanan dan inkontinens
System sensorik
Pandangan : sarcoma kaposi’s pada konjungtiva atau kelopak mata; retintis sitomegalovirus
Pendengaran : Otitis eksternal akut dan otitis media; kehilangan pendengaran yang berhubungan dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi obat.
Nyeri oral mengarah pada kesulitan mengunyah dan menelan. Penurunan masukkan cairan dan nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan dan kelatihan, cacat.
Perubahan kepribadian, kerusakan kognitif, konsentrasi dan penilaian, kerusakan kemampuan motorik; kelemahan; perlu bantuan dengan ADL atau tidak mampu melakukan ADL; tidak mampu untuk berbicara atau mengerti; paresis dan/atau plegia; inikontens; menyusahkan pemberi perawatan; ketidak mampuan untuk bekerja; isolasi social
Sakit kepala malaise, demam, paralysis total atau parsial;kehilangna kemampuan kognisi, ingatan, penilaian, orientasi atau afek yang sesuai, penyimpangan sensorik; kejang, koma, kematian.
Kehilangan control motorik; ataksia, kebas bagian perifer, semutan; rasa terbakar; depresi refleks; ketidakmampuan untuk bekerja menyusahkan pemberi perawatan; isolasi social.
Penurunan berat badan, anoreksia, demam, dehidrasi, malabsorpsi; malaise; kelemahan dan keletihan; kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsi-fungsi social karena ketidakmampuan meninggalkan rumah; inkontinen dan menyusahkan pemberi perawatan.
Anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, ikterik, demam, malaise, kemerahan, nyeri persendian, keletihan; hepatomegali, gagal hepatic, kematian.
Neri abdomen, anoreksia, mual, muntah, dan ikterik
Eliminasi yang sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal, diare
Napas pendek, batuk, nyeri, hipoksia, intoleransi aktifitas, keletihan, gagal respiratori dan kematian.
Sama seperti diatas
Nyeri, gatal-gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis. Cacat dan perubahan citra diri.
Kebutaan
Nyeri dan kehilangan pendengaran

F. Penatalaksanaan medik
Pengendalian infeksi Oportunistik
Tujuan utama dari pelaksanaan pasien AIDS yang sakit kritis adalah menghilangkan. Mengendalikan, atau pemulihan infeksi oportunistik, infeksi nosokomial, atau sepsis. Digunakan agen-agen farmakologik spesifik untuk mengidenfikasi organisme juga agen- agen eksperimental untuk organisme yang tidak umum.
Terapi antiretrovirus
Obat ini menghambat replikasi viral HIV dengan mnghambat enzim pembalik transkriptase.
Meningkatkan aktivitas system imun baik dengan menghambat replikasi virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada proses
Zidovudin
Dideoksinosin
Stavudin
Ribavirin
Dideoxycytidine
Recombinant CD4 dapat larut
Vaksin dan rekontruksi imun

G. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan manifestasi HIV, ekskoriasi pada kulit.
Diare yang berhubungan dengan kuman pathogen usus dan/atau infeksi HIV
Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan imunodefisiensi
Intoleransi aktivitas yang berhubungan keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, dan hipoksia yang menyertai infeksi paru
Perubahan proses pikir yang berhubungan dengan penyempitan rentang perhatian, gangguan daya ingat, kebingungan dan disorientasi yang menyertai ensefalopati HIV
Bersihan saluran napas tidak efektif yang berhubungan dengan pneumonia Pneumocystis carinii(PCP), peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk yang menyertai kelemahan serta keadaan mudah letih
Nyeri yang berhubungan dengan gangguan integritas kulit perianal akibat diare, sarcoma kaposi dan neuropati perifer
Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan penurunan asupan oral.
Isolasi social yang berhubungan dengan stigma penyakit, penarikan diri dari sitem pendukung, prosedur isolasi dan ketakutan bila dirinya menulari orang lain
Berduka diantisipasi berhubungan dengan perubahan gaya hidup serta peranannya, dengan prognosis yang tidak menyenangkan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan cara-cara mencegah penularan HIV dan perawatan mandiri.

H. Komplikasi
Berdasarkan data-data hasil penilaian, komplikasi yang mungkin terjadi mencakup :
Infeksi oportunitis
Kerusakan pernapasan atau kegagalan respirasi
Sindrom pelisutan dan gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit
Reaksi yang merugikan terhadap obat-obatan.

I. Pengkajian pasien
Data tergantung dari organ-organ/jaringan tubuh yang terkena dan infeksi oportunistik atau kanker spesifik.
Aktivitas/istirahat
Gejala : Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan/malaise.
Perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya masa otot.
Respons fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernapasan.
Sirkulasi
Gejala : Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi).
Tanda : Takikardia, perubahan TD postural.
Menurunnya volume nadi perifer.
Pucat atau sianosis; perpanjangan pengisian kapiler.
Integritas ego
Gejala : Factor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis, dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, penghasilan, gaya hidup tertentu, dan distress spiritual.
Mengkuatirkan penampilan; alopesia, lesi cacat, dan menurunnya berat badan.
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi.
Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata yang kurang.
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama.
Eliminasi
Gejala : Diare yang intermitan, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram abdominal.
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda : Feses encer dengan atau tanpa disertai mucus atau darah.
Diare pekat yang sering.
Nyeri tekan abdominal.
Lesi atau abses rectal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.
Makanan/cairan
Gejala : Tidak nafsu makan, perubahan dalam kemampuan mengenali makan, mual/muntah.
Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan.
Penurunan berat badan cepat/progresif.
Tanda : Dapat menunjukkan adanya bising usus hiperaktif
Penurunan berat badan : perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan/masa otot
Turgor kulit buruk.
Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan perubahan warna.
Kesehatan gigi/gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal.
Edema (umum, dependen).
Higiene
Gejala : tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi.
Kekurangan dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perwatan diri.
Neurosensori
Gejala : pusing/pening.
Perubahan status mental, kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah,Tidak mampu mengingat dan konsenstrasi menurun.
Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran.
Kelemahan otot, tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan.
Tanda : Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling awal).
Tanda : perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor/respons melambat.
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul refleks tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya berjalan ataksia.
Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis, hemaparesis, kejang.
Hemoragi retina dan eksudat (renitis CMV).
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki.
Sakit kepala (keterlibatan SSP ).
Nyeri dada pleuritis.
Tanda : Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang.
Gerak otot melindungi bagian yang sakit.
Pernapasan
Gejala : ISK sering, menetap.
Napas pendek yang progresif
Batuk(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non produktif sputum (tanda awal dan adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam).
Bendungan atau sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan.
Perubahan pada bunyi napas/bunyi napas adventisius.
Sputum : kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum).
Kelemahan
Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya.
Riwayat menjalani transfuse darah yang sering atau berulang (mis. Hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis).
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut.
Riwayat/berulangnya infeksi dengan PHS.
Demam berulang : suhu rendah, peningkatan suhu intermiten/memuncak: berkeringat malam.
Tanda : perubahan integritas kulit: terpotong, ruam, mis., eczema, eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/warna mola: mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Rectum, luka-luka perianal atau abses.
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada dua area tubuh atau lebih (mis., leher, ketik, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan.
Seksualitas
Gejala : riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multiple, aktivas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal.
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks.
Penggunaan kondom yang tidak konsisten.
Penggunaan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat terpejana karena peningkatan kekeringan/friabilitas vagina).
Tanda : kehamilan atau resiko terhadap hamil.
Genitelia : manifestasi kulit (mis., herpes, kutil): rabas.
Interaksi social
Gejala : masalah yang sering ditimbulkan oleh diagnosis, mis,. Kehilangan kerabat/orang terdekat, teman, pendukung, Rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan pendapatan.
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal karena AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda : perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat.
Aktivitas yang tak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis., seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV).
Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 10,2 hari
Rencana pemulangan :
Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan/tindakan, perawatan kulit/luka, peralatan/bahan, transportasi, belanja makanan dan persiapan: perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas perawatan/pemeliharaan rumah, perawatan anak: perubahan fasilitas hidup.

J. Prioritas keperawatan
Mencegah/memperkecil infeksi.
Mempertahankan homeostatis.
Memberikan rasa nyaman.
Memberikan penyesuaian psikososial.
Memberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan perawatan.

Tidak ada komentar: